Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Bangsa Semit

Dari sekian banyak suku bangsa di dunia, bangsa Semit adalah salah satu di antaranya. Penyebaran bangsa Semit hampir sebagian besar di semenanjung Arab atau Timur Dekat. Bangsa Arab saat ini bisa dikatakan sebagai keturunan Semit, meskipun istilah Semit diidentikkan dengan bangsa Yahudi. Tetapi dilihat dari sejarahnya, kedua bangsa tersebut berasal dari bangsa yang sama. Pendapat ini bisa dikatakan masih dalam perdebatan, hal ini karena wilayah Timur Tengah dahulu banyak dihuni oleh banyak suku bangsa dengan peradaban yang maju. Suku bangsa tersebut seperti Babilonia (Akadia), Assyiria, Kaldea, Ameria dan Kana. Menurut Philip K Hitti suku bangsa di atas berasal dari rumpun yang sama. Persamaan ini bisa dilihat dari bahasa, penamaan anggota tubuh, institusi sosial, persamaan agama, dan ciri fisik ( Philip , 2013,12-13).

Trump Menebar Musuh (Kasus Yerusalem)

Trump, tampaknya tidak menghiraukan sejumlah kritikan dunia internasional kepadanya. Kebijakan yang dikeluarkannya kerap memicu perlawanan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Bahkan dalam kampanye pilpres Amerika tahun 2016, ia berjanji akan menghapus Obama Care , membangun tembok perbatasan AS-Meksiko, serta membatasi imigran. Yang ketiga ini mendapat respons keras dari dunia internasional. Sebab, pembatasan imigran ditujukan kepada negara-negara muslim. Isu keamanan lagi-lagi menjadi alasan Trump memberlakukan pembatasan terhadap imigran muslim ke AS. Serangan teroris di Paris, London, Brussels, dan Berlin yang dilakukan oleh warga keturunan imigran menjadi alasan Trump menerapkan kebijakan tersebut.

Kelapa Sawit versus Airbus

Pada Januari tahun ini, Parlemen Uni Eropa memutuskan untuk menghapuskan produk-produk berbahan baku sawit Crude Palm Oil (CPO). Ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan olahan sawit yang merusak lingkungan. Keputusan Uni Eropa (UE) ini akan merugikan negara-negara peng-ekspor sawit seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Pemerintah Indonesia langsung menanggapi keputusan UE ini dengan serius, bahkan pemerintah Indonesia mengancam akan menghentikan perdagangan dengan UE. Tindakan tegas ini dilakukan pemerintah Indonesia mengingat Indonesia adalah salah satu peng-ekspor kelapa sawit terbesar di dunia.